Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun meresmikan Pusat Kesehatan (Puskesmas) yang cukup memadai guna menjawab kerinduan masyarakat, khususnya Kecamatan Selatan Barat.
Pernyataan ini di sampaikan Thaher pada saat pengresmian Puskesmas Rahangiar, yang di hadiri Kapolres Malra, Kepala Dinas Kesehatan, sejumlah OPD, Camat, Kepala Ohoi dan Masyarakat Selatan Barat.
Lebih lanjut kata Bupati Hanubun, dalam membangun sarana dan prasarana khususnya di Kecamatan Kei Besar penuh dengan tantangan yang luar biasa, namun kehadiran saya (red) dengan tujuan jika kesulitan selama ini kalian merasakan sakit tapi bagi saya sangat perih, sudah menjadi komitmen guna mengejar ketertinggalan daerah selama ini.
Salah satu cara mengejar ketertinggalan Kei Besar dalam pembagunan infrastruktur, maka Pemda Malra berupaya membuat Kei Besar masuk dalam wilayah perbatasan dan menjadi Lokasi Prioritas (Lokpri) dan upaya itu terjawab dengan Perpres nomor 18 tahun 2020 dan telah di tetapkan wilayah Kei Besar jadi Lokpri.
Terbitnya Kepres tersebut, memudahkan kita dalam mengajukan anggaran ke Pemerintah Pusat guna pembangunan wilayah Kei Besar dengan lahirnya Kepres 18 tersebu, tegas Hanubun.
Terbukti hasil dari perjuangan Pemda maka adanya Puskemas yang sangat representatif yang di bangun oleh negara termasuk pembangunan lain, baik itu listrik, jaringan telkomsel, air bersih termasuk jalan, dimana pada tahun ini Pemda di beri alokasi anggaran Rp. 184 milyar dan 90 persen telah di bangun di wilayah Kei Besar, terang Hanubun.
sementara tahun depan untuk pembangunan infrastruktur dalam wilayah Provinsi Maluku, Malra berada pada posisi pertama pada tahun 2023.
Untuk itu, Bupati Hanubun berharap adanya pembangunan Puskemas tentunya SDM tetap berkembang, guna melayani masyarakat, sehingga menikmati fasilitas serta mampu merawatnya dan menjaga guna keberlangsungan kedepan, pinta Hanubun.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Malra, dr Katrinje Notanubun dalam laporannya menjelaskan tentang berdirinya Puskesmas Rahangiar dan sejumlah terobosan pelayanan kesehatan di Kei Besar Selatan Barat
“Berawal dari pengembangan puskesmas pembantu di Ohoi Fer menjadi Puskesmas Fer yang pembangunan fisiknya tahun 2015, namun belum mempunyai izin operasional puskesmas, barulah tahun 2018 Kementerian Kesehatan melalui pusat data dan informasi menerbitkan izin operasional puskesmas rawat jalan Fer Kecamatan Kei Besar Selatan Barat,” ungkap Katrinje.
Untuk mendukung Puskesmas itu juga dibangun dua rumah dinas senilai Rp 434 juta, peralatan kesehatan senilai Rp156 juta, dan puskesmas keliling atau spet laut satu unit senilai Rp984 juta, sehingga total anggaran tahun 2021 yang dikucurkan untuk bidang kesehatan di Kecamatan ini sebesar Rp 8,7 miliar.
Selain itu, untuk melakukan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, SDM kesehatan yang bekerja di puskesmas ini berjumlah 40 orang, dengan rincian ASN 22 orang, non ASN 10 orang, dan Tenaga Nusantara Sehat berjumlah 8 orang.(Saad)