
Malra. Evav-Terkini.com
Sebanyak tiga puluh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Tim KKN-PPM UGM Jelajah Kei Kecil 2025 bersiap untuk melakukan pengabdian di Ohoi Isso, Wain Baru, dan Disuk, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara. Kegiatan Kuliah Kerja nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) akan berlangsung mulai 21 Juni hingga 8 Agustus 2025.
Mahsa Quereda Bahjah, Koordinator Mahasiswa Unit Tim Jelajah Kei Kecil 2025 menjelaskan bahwa timnya memiliki tekad yang kuat untuk membawa perubahan di tengah masyarakat berbekal ilmu dan pengalaman selama enam semester di bangku kuliah.
“Pengabdian ini bukan hanya sekadar untuk memenuhi kewajiban, melainkan wujud nyata dan komitmen kami. Kami berkomitmen untuk memajukan masyarakat Kei Kecil melalui integrasi pengetahuan yang selama ini kami dapatkan untuk menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ketiga desa tersebut menjadi sasaran pengabdian kami karena memiliki potensi sumber daya yang besar, utamanya di bidang perikanan dan pariwisata. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal karena beberapa keterbatasan, misalnya seperti pendidikan dan keterampilan masyarakat, rendahnya kualitas kesehatan dan infrastruktur, serta lemahnya pengelolaan pariwisata.
Dalam pengabdian ini, Tim KKN-PPM UGM Jelajah Kei Kecil 2025 mengusung tema:
“Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan dan Pelembagaan Kekuata Ekonomi Lokal dan Digital Kreatif Berbasis SDGs Desa untuk Mewujudkan Kelestarian, Kemandirian, dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Isso, Wain Baru, dan Disuk, Kecamatan Kei Kecil Timur, Maluku Tenggara”. Tema yang diusung bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui program pendidikan dan pelembagaan mitigasi bencana serta kekuatan ekonomi lokal dan digital kreatif berbasis SDGs Desa.
Prof. Leni Sophia Heliani, S.T., M.Sc., D.Sc., IPU selaku Dosen Pembimbing Lapangan, menegaskan bahwa Tim Jelajah Kei Kecil 2025 berfokus pada penguatan kapasitas lokal melalui pendidikan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, diversifikasi produk, pengembangan potensi budaya dan pariwisata, kesehatan masyarakat, digitalisasi (data dan informasi desa, dan pemasaran produk) serta pemeliharaan infrastruktur.
“Sebagai kelanjutan dari KKN sebelumnya, semua program direncanakan hingga pelembagaan di masyarakat, supaya nantinya setelah kegiatan KKN-PPM selesai, program tetap dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Nantinya, pelembagaan dilakukan melalui pembentukan satgas perubahan iklim, penguatan Pokdarwis, Penguatan Badan Usaha Desa, UMKM, kelompok sadar Kesehatan dan Karang Taruna,” ungkapnya.
Dalam perjalanan pengabdian di Ohoi Isso, Wain Baru, dan Disuk, Tim KKN Jelajah Kei Kecil 2025 telah menyiapkan beberapa program unggulan yang diyakini dapat berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.
“Mahsa juga menambahkan bahwa timnya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, di antaranya pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Dinas Pariwisata Kabupaten Mualuku Tenggara, Kagama Maluku, perangkat desa, serta masyarakat setempat.
“Kami sudah berdiskusi serta melakukan riset data untuk memetakan kebutuhan masyarakat untuk memastikan program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kei Kecil, ”imbuhnya.
Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif antara mahasiswa, dosen pembimbing lapangan, pemerintah, serta masyarakat, harapannya program KKN-PPM UGM dapat berjalan dengan optimal.
Seluruh proses, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan program KKN akan dipublikasikan melalui akun media sosial Instagram (@jelajahkeikecil) dan Tiktok (@keilompokjelajah).
Jelajah Kei Kecil, dari kita, oleh kita, untuk Indonesia.
**Buyung**