
Elat (Werka), Evav Terkini.com
Akhir-akhir ini pandangan sebagian masyarakat tentang makna dan tujuan Sasi Adat adalah sebagai alat bisnis dan politik, akibatnya tidak jarang orang salah gunakan dalam konteksnya yang sebenarnya.
Kendati demikian banyak masyarakat Adat Suku Kei tetap menjaga dan melestarikan warisan Leluhur ini pada konteksnya yang benar dan meyakininya sebagai sarana adat dan budaya lokal yang memiliki nilai sakral sehingga perlu dijaga dan dilestarikan hingga saat ini.
Kepala Ohoi Werka Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara, dalam penjelasannya di Werka Kamis (20/3-2025) mengatakan. Sasi adat memiliki nilai sakral yang sangat tinggi apabila masyarakat suku Kei menjaga dan melestarikan serta memanfaatkannya pada konteksnya yang benar.
” Sebagai masyarakat Kei, kita harus yakin dan percaya bahwa Sasi memiliki nilai adat yang sangat sakral, sehingga kita jangan salah gunakan Sasi, ” pungkas Kepo Renurth.
Kata Kepo Werka, hal yang diluar dugaan bahwa hasil penelitian dari Balai Penelitian BRIN Bandung kalau di laut petuanan Werka terdapat begitu banyak jumlah dan berbagai jenis teripang ditemukan di wilayah itu. Kepo Werka mengakui hal itu bisa terjadi karena adanya sasi adat yang oleh masyarakat adat Loorlobay selama ini selalu menjaga dan melestarikannya.
” Hasil penelitian itu di Werka teripang ada dua puluhan jenis dan jumlahnya paling banyak. Hasil alam meningkat kata Kepo Renurth karena kita yakin budaya dan nilai sakral Sasi, ” tuturnya
Kepo Abraham menambahkan, hal serupa juga ditemukan tim penelitian dari Universitas di Ponorogo Malang, memberikan jawaban bahwa hasil hasil alam meningkat kalau ada Sasi Adat.
” Setelah itu hasil penelitian kedua dari Universitas di Ponorogo Malang, hasilnya (teripang) banyak karena adanya sasi, ” sebutnya
Kata Kepo Renurth, faktor utama hasil alam melimpah karena keberadaan Sasi Adat. Untuk itu Ia berharap harus dijaga nilai dan peruntukannya sesuai fungsi dan tujuan Sasi Adat itu.
” Yakin hasil melimpah karena faktor utama karena Sasi Adat artinya kita harus jaga nilainya dan kita buat (pemasangan) Sasi harus sesuai dengan fungsi dan tujuan sasi itu, lanjut Kepo kalau Katong biking sasi lalu kita sendiri melanggar Sasi itu pasti hasilnya seng (tidak) baik” cetusnya
” Kita harus jaga Sasi untuk tidak boleh dilanggar dan kita harus yakin dan percaya bahwa terhadap Sasi Adat itu sendri punya nilai sakral, jadi tidak ada alasan, makanya harus kita jaga,” pintanya menutup.
Ketika mendengar Sasi Adat yang memiliki nilai sakral, maka tim peneliti merasa penasaran dan terkesimak, ingin melihat langsung saat proses ritual adat tutup Sasi, namun saat pelaksanaan survei ketika itu belum bisa dilaksanakan proses ritual adat dimaksud.
Reporter: Tarsy Temorubun