EvavTerkini.com – Jika menore sejarah Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 1953, maka ada dua pulau yang di diami oleh masyarakat setempat yang sering di sebut pulau Kei Kecil dan pulau Kei Besar.
Kemerdekaan yang di rasakan oleh dua pulau ini terasa tidak berimbang jika di bandingkan dengan masyarakat Kei Kecil.
Namun berkat tangan dingin serta terobosan seorang Kepala Daerah yang menghendaki kemerdekaan serta pemerataan pelayanan di Kei Besar lambat laut mulai terjawab sudah.
Tangan dingin ini adalah Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun yang dalam waktu 4 tahun dapat merubah wajah Kei Besar yang merupakan pulau terluar kini dapat menikmati kemerdekaan itu.
Faktanya, setelah di percayakan rakyat Malra pada Pilkada 2017 menajadi Kepala Daerah, kini masyarakat yang dulunya sangat merindukan jalan hotmix kini sebentar lagi akan merata di Kei Besar.
Pengelolaan air bersih telah di rasakan pula oleh masyarakat setempat seperti penyulingan air asin menjadi air tawar yang saat ini di nikmati oleh masyarakat Kei Besar Selatan Barat.
Pelayanan telekomunikasi yang saat ini 86 persen telah tersebar di wilayah Kei Besar dengan kemampuan forji dapat menjangkau seluruh wilayah tanpa harus naik gunung atau pohon guna melakukan komunikasi.
Menariknya lagi, kini pelayanan Listrik hampir merata di seluruh wilayah Kei Besar selama 24 jam non stop, itu semua guna menjawab keluhan masyarakat jika mati lampu biasanya keluar ungkapan kata ” yooo dan pada saat lintrik nyala dengan ungkapan kata yaaa” kini teriakan itu tidak terdengar lagi.
Saat ini Bupati Malra telah menjawab satu kerinduan lagi bagi masyarakat masyarakat Kei Besar, yakni membangun lagi satu unit rumah sakit Rumah Sakit Pratama MTH Elat, guna menjawab kebutuhan kesehatan selama 70 tahun terakhir.
RS Pratama ini di usulkan pada tahun 2019 dan di bantu melalui rekomendasi Gubernur Maluku, sehingga Kementerian kesehatan menggelontorkan dana 70 milyar guna pembangunan RS Pratama.
Segala bentuk tahapan serta persiapan telah di lakukan sampai pada peletakan batu pertama oleh Gubernur Maluku Murad Ismail pada tangga 3/5/23 di Elat dan ikut meletakan batu pertama Bupati Malra, Pangdam Pattimura, Wakapolda, dan Muspida Maluku lainya.(Saad)