
Wakil Bupati Maluku Tenggara Carlos Viali Rahatoknam menghadiri rapat koordinasi optimalisasi peran BUMN untuk dua daerah yang berlangsung di aula kantor walikota Tual 23/4/2025.
Pada kesempatan tersebut wakil Bupati yang juga seorang pengusaha mudah itu meminta pihak Kemenko perekonomian untuk melihat pulau Kei besar untuk kemaslahatan warga masyarakatnya.
“Kita dari Maluku Tenggara sebenarnya sudah banyak dijelaskan dari pa walikota juga bahwa kebutuhan-kebutuhanya itu yang perluh saya tambahkan ibu saya lebih fokus ke Kei besar pungkasnya.
Jadi lanjut Wabup Viali kalau di Maluku Tenggara itu ada Kei kecil kemudian ada kei besar jadi kalau disana untuk Pelni belum masuk.Jadi penumpang-penumpang yang ada di kota Tual banyak di Kei besar, banyak juga dari Kei kecil.
Untuk pelayanan logistik di Kei besar itu masih sangat minim dan yang terakhir masuk itu tol laut.Yang tadi pagi saya jelaskan bahwa tol laut pada saat ini komuditas kopra itu masih 3000 tapi semenjak tol laut masuk kemudian komiditasnya naik jadi 5000 terangnya.
Ia menambahkan Puji Tuhan Alhamdulillah sekarang sudah sampai di angka 13.000 semenjak kepemimpinan Pa Presiden Prabowo.
Hal-hal seperti itu sangat berdampak untuk masyarakat tukasnya.
Dirinya menambahkan Kami dari pemerintah kabupaten Maluku Tenggara minta juga dari Pelni untuk ada kapal penumpang yang Gt nya disesuaikan dengan pelabuhan Kei besar,bisa masuk juga di Kei besar.
Di Kei besar ada yang tinggal di Papua ,ada yang tinggal di Aru itu kalau mereka mau pulang misalkan sampai di Kei besar butuh ongkos yang agak mahal.
Jadi kalau sudah ada kapal yang rutenya masuk ke Kei besar juga itu dapat mengurangi beban masyarakat. Kemudian mungkin ada penambahan frekuensi tol laut di Kei besar pintanya.
Karena sudah ada lanjut wakil Bupati,komuditas disana, sudah ada masyarakat banyak disana jadi keperluannya pasti tinggi tetapi kalau konektifitas antar daerah atau antar pulau dari Kei besar sampai ke Makassar, sampai ke Surabaya belum bagus maka kebutuhan begitu-begitu saja.
Kemudian ada tambahan lagi barangkali dari perhubungan sendiri disini juga undangannya ada kementrian perhubungan masukannya kalau bisa dibangun pelabuhan besar di Kei besar harapnya.
Viali mengatakan Karena saya rasa itu juga sangat dibutuhkan bagi masyarakat Kei besar.Ada satu kendala juga di Kei besar itu lama singgah.Lama singgah tol laut di Kei besar itu tiga hari itu yang saya cek.
Sedangkan untuk pelayanan seperti mobil tronton,fortu itu belum ada sehingga untuk bongkar muatnya itu memerlukan waktu.
Banyak berang yang mau masuk ke kontener tetapi waktunya terbatas pungkasnya.
Lanjut Wabup mudah itu juga kendala bagi kita di tol laut karena di Kei besar sama juga ada kopra,ada ikan dan kalau di Kei kecil ini kebanyakan ada rumput laut,ada ikan juga jadi barangkali frekwensi terus lama singgah itu yang harus secara teknis.
Harus kita pikirkan bersama kalau kerjasama antar daerah kita Maluku Tenggara juga sudah kerjasama dengan Maluku Tenga dan juga kota Tual tapi terakhir saya baca beritanya ternyata di Maluku Tenga inflasinya juga tinggi terang wakil Bupati itu.
Jadi barang kali itu pada saat lebaran kata Wakil Bupati,inflasinya naik jadinya harus kita gagas ulang bagaimana caranya sehingga pada saat lebaran itu kita mencari tempat-tempat yang daerah-daerah yang inflasinya agak stabil.
Di Maluku Tengah awalnya kita MOU yang utama itu cabe rawit padahal setelah saya baca berita cabe rawit di Maluku Tengah itu inflasinya lumayan tinggi terangnya.
Lanjut Wabup jadi dari kami juga yang penting kalau yang sudah ada dari Pelni untuk peningkatan pelayanan karena masyarakat kita banyak yang juga menggunakan kapal Pelni sama nanti kalau bisa ibu bulan Oktober ini kita ada festival Meti Kei jadi mohon bantuannya ibu untuk dari Pelni karena banyak orang kunjungan pada saat itu.
Festival Meti Kei ini Iven tahunan jadi kalau ibu penasaran datang lihat langsung.Itu dari kami di Maluku Tenggara.Ada juga kapal perintis yang masuk di Kei besar tapi saya rasa belum maksimal coba diperhatikan ulang tukasnya.
Menurut Wabup mungkin ada sosialisasi ke masyarakatnya kurang cocok karena saya rasa di Kei besar itu cocoknya kapal putih kapal milik Pelni.Masyarakat sudah tidak mau kapal perintis karena lama baru sampai di tujuan karena kalau kapal putih cepat sampai.
Apresiasi tinggi-tinggi buat Kemenko bidang ekonomi,juga Pelni dan kementrian lainya yang sudah mengadakan kegiatan ini tutupnya.
Reporter Dewi Sirwutubun